ANALISIS CERPEN 'JURU MASAK'
DAMHURI MUHAMMAD
I. Unsur Intrinsik
A. Judul :
Juru Masak
B. Tema : Keahlian
C. Setting :
Tempat
· Lareh Panjang
: Keluarga mempelai pria merasa dibohongi oleh keluarga mempelai wanita yang
semula sudah berjanji bahwa semua urusan masak-memasak selama kenduri
berlangsung akan dipercayakan kepada Makaji,juru masak nomor satu di Lareh
Panjang ini.
· Rumah
Mangkudun : Kenduri di rumah Mangkudun begitu Semarak.
Waktu
· Beberapa tahun
lalu : Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamdji yang
digelar dengan menyembilih tiga belas ekor kambing dan berlangsung tiga hari.
· Kini : Azrial
kini sudah menjadi juragan, punya enam rumah makan dan dua puluh empat anak
buah yang tiap hari melayani pelanggan.
· Sejak ibunya
meninggal : Sejak ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja di rumah tidak
ada yang merawat.
· Dua hari
sebelum perhelatan berlangsung : Dua hari sebelum perhelatan berlangsung,
Azrial putra dari makaji dating dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput makaji.
Suasana
· Kacau : Apabila Makaji tidak dilibatkan gulai kambing
akan terasa hambar.
· Bingung : Rombongan mempelai pria tiba, gulai kambing,
gulai nangka, gulai kentang, gulai rebung, dan aneka hidangan yang tersaji
bukan masakan Makaji.
· Marah : "Kalau besok gulai nangka masih
sehambar ini, kenduri tak usah dilanjutkan!."
· Debat :
"Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di kampung
ini,bagaimana kalau tanggung jawab itu dibebankan pada yang lebih
muda?".saran Azrial,putra sulung Makaji sewaktu pulang kampung enam bulan
lalu."Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti."."Belum!Akan Ayah
pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik bumbu,"balas
Makaji waktu itu."Kalau memang masih ingin jadi juru masak,bagaimana kalau
Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta?saya tak
ingin lagi berjauhan dengan ayah."
· Sedih : Dengan
berat hati Azrial melupakan Renggogeni.
D. Tokoh dan Watak :
Makaji
· Baik hati : Makaji
tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta.
· Pekerja keras
: Di usia senja, ia masih tangguh menahan kantuk, tangannya gesit meracik
bumbu, masih kuat ia berjaga semalam suntuk.
· Tanggung jawab
: Beri Ayah kesempatan satu kenduri lagi, anak gadis Mangkudun dipinang orang.
Sudah terlanjur Ayah sanggupi, malu kalau tiba-tiba dibatalkan.
Mangkudun
· Sombong/angkuh
: Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masak!
· Keras kepala
: Mangkudun benar-benar menepati janji Renggogeni , bahwa ia akan mencarikan
jodoh yang sepadan dengan anak gadisnya.
Azrial
· Baik hati :
Bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta?
Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.
· Pendendam :
Dengan maksud mengacaukan perhelatan
Mangkudun, Makaji diboyong ke Jakarta oleh Azrial.
· Pekerja keras
: Awalnya ia hanya tukang cuci piting di rumah makan milik seorang perantau,
kini Azrial sudah jadi juragan, punya enam rumah makan dan dua puluh empat anak
buah.
Renggogeni
· Baik hati :
Dia laki-laki taat, jujur, bertanggung jawab.
· Pintar : Tidak
banyak orang Lereh Panjang yang bisa bersekolah tinggi seperti Renggogeni.
· Penurut :
Karena menuruti kemauan Ayahnya untuk di jodohkan.
E. Alur
Alunya yaitu maju mundur atau campuran.
F. Sudut Pandang
Sudut Pandangnya yaitu orang ketiga serba tahu
Karena pengarang sudah mengetahui apa yang akan terjadi jika
tidak ada Makji.
G. Amanat
Hilangkan sifat sombong yang akan menjerumuskanmu pada
penderitaan.
II. Unsur
Ekstrinsik
A) Nilai Sosial
Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja
yang hendak menggelar pesta.
B) Nilai Budaya
Dengan adanya khas budaya dari Lareh Panjang yaitu berupa
makanan seperti : Gulai kambing, gulai nangka, gulai kentang, gulai
rebung, adanya pusaka peninggalan
sesepuh adat Lereh Panjang, dan adanya pesilat turut ambil bagian memeriahkan
pesta perkawinana.
C) Nilai Moral
Buruk : “Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya
punya menantu anak juru masal!”.
Baik : “ Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana
kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta?
Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.”